Analisis Beban Kerja Mental Karyawan Maintenance Menggunakan Metode NASA-TLX di PT Sumi Asih

PT Sumi Asih sebagai tempat KKP yang berlokasi di Kabupaten Bekasi. Adapun tujuan dari pelaksanaan KKP yaitu membandingkan ilmu yang diperoleh selama melakukan perkuliahan dengan situasi nyata yang terjadi di perusahaan, dapat memahami proses produksi secara umum yang berlaku di perusahaan tempat KKP, dapat memberikan saran untuk memperbaiki permasalahan yang timbul di dalam perusahaan sesuai dengan kompetensi yang ada. Selama pelaksanaan kuliah kerja praktik penulis mempelajari dan menganalisis serta mengkaji kompetensi pengenalan perusahaan; proses produksi; K3; ergonomi dan sistem kerja; perencanaan dan pengendalian produksi; pengadaan, penyimpanan, dan pengelolaan persediaan; sistem kualitas; dan sistem manufaktur. Pada laporan Kuliah Kerja Praktik (KKP) terdapat tugas khusus yang berjudul “Analisis Beban Kerja Mental Karyawan Maintenance Menggunakan Metode NASA-TLX di PT Sumi Asih” hal ini dilakukan untuk mengetahui hubungan beban kerja mental yang dialami oleh karyawan maintenance berdasarkan perhitungan nilai skor akir dan nilai dimensi NASA-TLX. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang bersumber dari data yang diperoleh secara langsung seperti hasil observasi di lapangan dan melakukan wawancara langsung terhadap karyawan. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode NASA-TLX yang mana bertujuan mengukur beban kerja mental karyawan maintenance di PT Sumi Asih. Beban kerja mental karyawan di bagian maintenance yang dianalisa menggunakan metode NASA-TLX didapatkan nilai skor akhir tinggi, hal ini menunjukkan bahwa karyawan maintenance memiliki tingkat beban kerja berat. Usulan perbaikan yang dapat diberikan seperti memberikan tempat istirahat yang memadai agar karyawan dapat beristirahat lebih nyaman, memberikan waktu untuk pekerjaan yang akan diselesaikan setara dengan beban kerja yang diberikan, memberikan pelatihan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja agar beban kerja mental yang terjadi dapat diminimalisir, membangun hubungan yang baik yaitu dengan memahami gaya komunikasi yang baik antara atasan dengan karyawan agar tidak terjadi kesalahpahaman dan membuat beban kerja mental yang dirasakan berkurang, memberikan kegiatan motivasi untuk meningkatkan semangat kerja karyawan dan membuat operator merasa lebih baik dalam bekerja.