verifikasi metode uji Ash Fusion Temperature (AFT) dengan menggunakan tungku Carbolite Gero CAF G5 berdasarkan ASTM D1857

Di Indonesia batu bara banyak dimanfaatkan sebagai bahan bakar, seperti bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Akan tetapi penggunaan batu bara peringkat rendah pada pembangkit listrik dapat menyebabkan beberapa masalah, seperti penurunan efisiensi pembakaran akibat kandungan air batu bara yang tinggi, penurunan efisiensi penukar kalor pada boiler akibat terjadinya slagging (kerak), dan fouling (pengotor). Untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu dilakukan analisis khusus untuk batu bara yaitu Ash Fusion Temperature (AFT). Ash Fusion Temperature (AFT) merupakan titik leleh abu batu bara. Abu batu bara biasanya akan meleleh pada saat harga AFT-nya lebih rendah dari temperatur boiler tepatnya furnace exit gas temperature (FEGT) yang ditetapkan. Akibatnya, abu batu bara berpotensi membentuk slagging yang menyebabkan penurunan efisiensi boiler. Penurunan ini menyebabkan kerugian yang cukup besar bagi industri. Oleh karena itu, dibutuhkan nilai AFT batu bara yang tinggi melebihi temperatur furnace exit gas temperature (FEGT). pada nilai AFT (Ash Fusion Temperature) perlu dilakukan verifikasi metode pada pengujian AFT (Ash Fusion Temperature) dengan dua parameter analisis yaitu akurasi menggunakan metode perbandingan dengan cara menggunakan uji t dan presisi menggunakan metode analisis uji f. untuk hasil dari uji t dan uji f terlebih dahulu ditentukan uji hipotesisnya. uji hipotesis adalah mempunyai kriteria pengujian dua arah. kriteria pengujian dua arah yaitu menghasilkan kesimpulan hipotesis nol diterima. pada kesimpulan penelitian yang dilakukan pada uji t dan uji f menghasilkan kesimpulan hipotesis nolnya diterima.