Asessment Penerapan 5S Pada Gudang Sparepart DI PT.Kilang Lima Gunung

Kuliah kerja praktik dilaksanakan pada PT. Batanghari Barisan dan PT. Kilang Lima Gunung, kompetensi yang didapat adalah organisasi perusahaan, K3 dan sypply chain, demand planning dan supply planning, purchasing and receiving, warehouse and material handling, Teknologi Informasi Logistik dan Quality Management, Packaging , Distribusi dan Transportasi serta ekspor impor. Permasalah yang ditemui pada PT. Kilang Lima Gunung yang merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri pengolahan karet yang memproduksi crumb rubber. sebagai perusahaan industri tentunya PT. Kilang Lima Gunung ini harus selalu menjaga keadaan lokasi kerjanya, dengan tujuan agar pekerja mendapat kenayamanan pada saat melakukan pekerjaan pada perusahaan. Namun pada kenyataannya PT. Kilang Lima Gunung memiliki kendala dalam proses pemeliharaan gudang, seperti masih terdapatnya barang yang belum tertata dengan baik yang disebabkan karena belum diberi label serta kurangnya kedisiplinan dalam melaksanakan kegiatan kebersihan. Dalam penelitian ini, objek yang digunakan adalah gudang sparepart PT.Kilang Lima Gunung. Pada area gudang sparepart terdapat barang sparepart terdapat barang sparepart yang tidak digunakan berada pada area gudang area gudag sparepart tidak terorganisir dengan baik dan disiplin mengenai kebersihan sangat kurang yang mengakibatkan proses kerja berjalan optimal. Hal ini dinyatakan bahwa pemeliharaan pada gudang masih belum optimal. Untuk itu dilakukanlah assessment penerapan 5S pada gudang, dengan tujuan untuk menganalisis dan mnerapakan konsep 5S (seiri,seiso,seiton, seiketsu,shitsuke) kembali pada gudang guna meningkatkan kenyamanan pekerja pada area gudang. Penelitian ini menggunakan pengumpulan data berupa kuesioner yang diisi oleh responden dan kemudian diolah dengan metode penilaian dan menggunakan audit 5S yang digunakan oleh manajemen dalam upaya memelihara ketertiban dan kedisiplinan di area kerja. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai sebelum penerapan 5S sebesar 2,25% dan setelah penerapan 5S sebesar 3,2%. Yang artinya penerapan metode 5S diarea gudang sparepart menunjukkan perubahan yang signifikan. Rekomendasi saran yang diberikan adalah melakukan penilaian implementasi setiap tahunnya terkait 5S, untuk menilai dan menjadi bahan evaluasi kedepannya, memberikan reward terhadap pekerja yang memiliki prestasi dalam bekerja dan menjalankan program 5S dan membuat prosedur tertulis yang diletakkan pada papan informasi, sehingga para karyawan dapat memahami dan lebi disiplin dalam pegambilan barang digudang.

KATA KUNCI:Gudang sparepart, Kenyamanan pekerja, Penerapan 5S