PENENTUAN KUALITAS LEM LA 606 S DENGAN PARAMETER VISCOSITAS, pH, SOLID CONTENT, DENSITAS, DRY FILM DI LABORATORIUM PT LIGNO SPECIALTY ADHESIVE

Muhammad, Rizky and Taufik, Eka Prasada (2023) PENENTUAN KUALITAS LEM LA 606 S DENGAN PARAMETER VISCOSITAS, pH, SOLID CONTENT, DENSITAS, DRY FILM DI LABORATORIUM PT LIGNO SPECIALTY ADHESIVE. Politeknik ATI Padang.

[thumbnail of Cover Laporan KKP] Text (Cover Laporan KKP)
2020096 Oke - Muhammad Rizky.pdf

Download (314kB)
[thumbnail of Full Laporan KKP] Text (Full Laporan KKP)
2020096 - Muhammad Rizky.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Lem dapat juga didefinisikan sebagai suatu keadaan terjadinya ikatan dimana dua permukaan menjadi satu oleh adanya gaya pengikat antar permukaan benda. Gaya yang bekerja pada lem adalah gaya adhesi dan gaya kohesi. Gaya kohesi adalah gaya tarik-menarik antar partikel yang sejenis. Sedangkan gaya adhesi adalah terjadinya gaya tarik-menarik antara molekul yang berbeda. Gaya adhesi terjadi antara benda pertama yang direkatkan dengan lem. Gaya adhesi terjadi antara benda kedua yang direkatkan degan lem. Sedangkan gaya kohesi terjadi pada lem untuk terus merekat. Seiring waktu gaya kohesi lem akan hilang dan hal itu yang sering menyebabkan lem tidak menempel lagi. Penggunaan lem adalah untuk menghubungkan dua benda atau materi dimana untuk menghubungkan dua benda tersebut selain dari pada penggunaan perekat dapat juga dengan melalui pengelasan, penyekrupan, klem paku, atau cara mekanik lainnya. Bila dibandingkan antara cara mekanik di atas dan penggabungan materi dengan perekat maka sistem perekat memberikan banyak keuntungan. Keuntungannya adalah lem mampu menyambung berbagai jenis bahan yang berbeda, hasil akhir yang memuaskan sebab permukaan benda tampak halus, tidak berongga, tidak ada bagian yang menonjol, mudah dan cepat digunakan, dan biayanya lebih ekonomis. Lem juga dipakai untuk hubungan permanen seperti pada penyambungan pipa paralon untuk saluran air, juga perekat dapat dipakai untuk hubungan sementara seperti pada pegangan sementara pada proses menghubungkan pipa- pipa besi. Selain itu lem juga diaplikasikan pada material-material struktur yang menanggung beban bentuk/fisik atau gaya seperti pada industri automotif dan konstruksi seperti penggunaan perekat pada laminating material struktur bentuk konstruksi dan pemasangan benda-benda tertentu pada industri furniture. Dalam penentuan suatu kualitas lem ada beberapa parameter kualitas yang harus diperhatikan, yaitu ukuran kekentalan (viscositas), spesific gravity (massa jenis), kadar padatan (solid content), dan derajat keasaaman (pH). Apabila solid content tinggi dan spesific gravity maka viskositas juga akan tinggi yang akan mempengaruh dari lem. Jika lem terlalu kental akan mengakibatkan lem cepat kering dan susah untuk digunakan. Selain itu semakin basa pH lem, maka lem semakin menggumpal dengan demikian waktu benda merekat semakin pendek. Sedangkan jika pH lem asam maka nilai ketangguhan perekatan akan semakin bagus dan daya rekat maksimal. Viskositas, spesific gravity, kadar padatan (solid content), dan derajat keasaman (pH) harus dilakukan pengujian baik pada raw material, proses produksi, dan produk jadi. Pengujian parameter tersebut merupakan pengujian rutin yang harus dilakukan agar kualitas lem tetep terjaga. Semua pengujian properties (viskositas, pH, solid content (kadar padatan), specifik gravity dan dry film) yang dilakukan pada lem LA 606 S memenuhi standard mutu yang telah ditetapkan, yang menandakan produk lem LA 606 S bermutu baik dan siap untuk dipasarkan.

Item Type: Other
Subjects: Kimia > Analisis Kimia
Divisions: Analisis Kimia
Depositing User: AK
Date Deposited: 13 Sep 2025 06:59
Last Modified: 13 Sep 2025 06:59
URI: https://repository.poltekatipdg.ac.id/id/eprint/908

Actions (login required)

View Item
View Item