“Evaluasi Dan Repair Pipa Inlet Clarifier Tank Pada Unit Water Treatment Plant Akibat Dampak Dari Hujan Di PT Dharmasraya Lestarindo”

PT Dharmasraya Lestarindo merupakan perusahaan pengolahan kelapa sawit yang sangat bergantung pada ketersediaan air bersih untuk mendukung proses produksinya. Unit Water Treatment Plant (WTP), khususnya pada clarifier tank, memiliki peran penting dalam menurunkan tingkat kekeruhan air baku. Namun, saat musim hujan kualitas air baku mengalami penurunan yang signifikan akibat meningkatnya kekeruhan dan material tersuspensi. Kondisi ini berdampak pada turunnya efisiensi clarifier tank serta meningkatnya konsumsi bahan kimia penjernihan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kondisi clarifier tank serta melakukan repair pada pipa inlet guna memaksimalkan proses penjernihan air. Repair dilakukan dengan mengubah posisi pipa inlet dari vertikal menjadi horizontal untuk mengurangi hisapan lumpur saat hujan. Metode penelitian meliputi observasi, uji jar test, serta analisis perbandingan penggunaan bahan kimia sebelum dan sesudah repair. Hasil penelitian menunjukkan bahwa repair pipa inlet mampu menurunkan dosis penggunaan bahan kimia dari 40 ppm menjadi 35 ppm untuk aluminium sulfat dan soda ash serta dari 0,9 ppm menjadi 0,8 ppm untuk flokulan. Selain itu, biaya operasional bahan kimia juga menurun dari Rp319,44/m³ menjadi Rp252,77/m³ atau terjadi penghematan sekitar 21%. Dengan demikian, repair pipa inlet clarifier tank terbukti meningkatkan kualitas penjernihan air, mengoptimalkan penggunaan bahan kimia, serta menjaga kontinuitas pasokan air bersih meskipun pada kondisi curah hujan tinggi.
Kata kunci: Water Treatment Plant, clarifier tank, pipa inlet, kekeruhan, efisiensi bahan kimia.