Pengaruh Temperatur Umpan Prestripper Terhadap Penurunan FFA Dan Colour BPO Pada Refinery Plant Di PT Ivo Mas Tunggal

Veriska, Hanin Dita and Youfa, Rita (2023) Pengaruh Temperatur Umpan Prestripper Terhadap Penurunan FFA Dan Colour BPO Pada Refinery Plant Di PT Ivo Mas Tunggal. Politeknik ATI Padang.

[thumbnail of Cover Laporan KKP] Text (Cover Laporan KKP)
Cover - Hanin Dita Veriska 2012004.pdf

Download (185kB)
[thumbnail of Full Text Laporan KKP] Text (Full Text Laporan KKP)
Full Text - Hanin Dita Veriska 2012004.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB)

Abstract

Proses penghilangan senyawa-senyawa yang tidak diinginkan dilakukan pada proses refinery. Proses refinery merupakan proses pemurnian minyak kelapa sawit (crude palm oil) untuk menurunkan free fatty acid, bau, serta menurunkan warna, sehingga memenuhi syarat mutu gunanya. Untuk mendapatkan RBDPO (Refined Bleached Deodorized Palm Oil), minyak kasar sawit atau CPO terlebih dahulu mengalami proses-proses berikut: 1. CPO dihilangkan kadar airnya di alat vacuum dryer sehingga kandungan airnya mencapai maksimal 0.05%. 2. Minyak keluaran vacuum dryer dihilangkan getah (gum) dengan memberikan H3PO4 dengan maksimal dosing 1.2%. 3. Minyak yang telah hilang getahnya dipucatkan warnanya dengan menggunakan adsorben bleaching earth. 4. Untuk mendapatkan minyak yang pucat maka dilakukan terlebih dahulu penyaringan dengan alat niagara filter. 5. Minyak yang telah jernih atau terbebas dari bleaching earth selanjutnya dilakukan pemanasan pada alat final oil heater hingga rentang suhu 260-267°C. 6. Minyak yang telah mencapai rentang suhu 260-267°C tersebut selanjutnya dilakukan pemisahan free fatty acid dari minyak menggunakan alat prestripper. Tujuannya untuk mendapatkan minyak dengan kadar FFA maksimal 0.08%. Waktu dan tempat Adapun waktu pelaksanaan evaluasi dilakukan pada tanggal 13 Februari-24 Februari 2023 dan tempat pelaksanaan evaluasi dilakukan di departemen produksi refinery PT Ivo Mas Tunggal. Deodorisasi adalah proses untuk memisahkan komponen yang menyebabkan bau dan flavor dari minyak. Parameter keberhasilan deodorisasi adalah penurunan kadar asam lemak bebas dan peroksida. Dengan dibantu suhu tinggi dan tekanan vakum, komponen komponen yang menimbulkan bau mudah diuapkan, kemudian melalui aliran uap komponen-komponen tersebut dipisahkan dari minyak. Komponen-komponen yang dapat menimbulkan rasa dan bau dari minyak antara lain aldehida, keton, hidrokarbon dan minyak esensial yang jumlahnya sekitar 0.1 % dari berat minyak. Semakin besar relative volatility atau semakin kecil konsentrasi suatu komponen, maka akan semakin mudah untuk diuapkan. Pada proses deodorisasi pada mesin prestripper, hanya digunakan sebagian kecil steam, yaitu terdapat pada coil bagian bawah packing column. Hal ini disebabkan, fokus utama pada mesin prestripper adalah menguapkan komponen yang paling mudah tervolatil pada minyak, yaitu FFA, yang akan berkurang dari 3- 5% sampai dengan di bawah 0.1%. FFA dan impurities yang tervolatil akan diserap dan ditangkap oleh sistem vakum (scrubber) yang terdapat pada bagian atas mesin prestripper. Uap yang ditangkap oleh scrubber akan menjadi produk samping (by product) yaitu PFAD (Palm Fatty Acid Distillate). PFAD merupakan produk hasil samping dari proses RBDPO minyak. Temperatur dan tekanan vakum optimum pada proses ini yaitu pada temperatur 267°C dan tekanan vakum 3.2 mbar. Pada temperatur 267°C dan tekanan vakum 3.2 mbar mengandung FFA sebesar 0.08% dan colour sebesar 2.5/20.

Kata kunci: Prestriper, Temperatur, tekanan vakum, deodorisasi

Item Type: Other
Subjects: Kimia > Teknik Kimia Bahan Nabati
Divisions: Teknik Kimia Bahan Nabati
Depositing User: TKBN
Date Deposited: 17 Sep 2025 07:36
Last Modified: 17 Sep 2025 07:36
URI: https://repository.poltekatipdg.ac.id/id/eprint/238

Actions (login required)

View Item
View Item