Penentuan kadar oil losses pada ampas bunch press menggunakan metode ekstraksi sokletasi

Pabrik kelapa sawit merupakan salah satu industri hasil pertanian yang terpenting di Indonesia. Kelapa sawit merupakan tanaman komoditas perkebunan yang cukup penting di Indonesia dan masih memiliki prospek pengembangan yang cukup cerah. Manfaat kelapa sawit, baik berupa bahan mentah maupun hasil olahannya, menduduki peringkat ketiga sebagai penyumbang devisa non migas terbesar bagi negara setelah karet dan kopi. Minyak kelapa sawit berasal dari ekstraksi daging buah yang disebut minyak mentah atau Crude Palm Oil (CPO), berupa minyak yang agak kental berwarna jingga kemerah-merahan. Pabrik kelapa sawit (PKS) dalam konteks industri kelapa sawit di Indonesia dipahami sebagai unit ekstraksi Crude Palm Oil (CPO) dan inti sawit dari tandan buah segar (TBS) kelapa sawit. PT. Perkebunan Nusantara VI Unit Usaha Ophir merupakan pabrik mengolah kelapa sawit dengan metode dan aturan tertentu hingga menghasilkan Crude Palm Oil (CPO) yang dalam proses produksinya, pabrik berupaya mengoptimalkan hasil rendemen. Dengan demikian PKS dapat mengupayakan agar kehilangan minyak terjadi seminimal mungkin. Losses yang terjadi di pabrik kelapa sawit sangat berpengaruh kepada pendapatan perusahaan karena losses yang terbuang akan sangat merugikan perusahaan. Oleh sebab itu untuk meminimalkan terjadinya kehilangan minyak maka diperlukan pengendalian proses salah satunya pada sampel ampas bunch press di stasiun bunch press, dengan menghitung persentase oil lossesnya. Ampas bunch press yaitu sampel berupa serat yang berasal dari keluaran mesin bunch press. Oil losses pada ampas bunch press akan tetap ada meskipun meskipun dengan brondolan normal. Minyak yang terserap pada janjangan berasal dari brondolan yang direbus sehingga hal ini yang menyebabkan terjadinya oil losses pada ampas bunch press.