Ramadhani Noor, Suci and <font dir="auto" style="vertical-align: inherit;"><font dir="aut, <font dir="auto" style="vertical-align: inherit;"><font dir="aut (2022) Pengaruh Waktu Penyimpanan Terhadap Kualitas Lateks di PT Bakrie Sumatera Plantations, Tbk. Politeknik ATI Padang.
![[thumbnail of cover laporan kkp]](https://repository.poltekatipdg.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
cover_suci ramadhani noor_1920016.pdf
Download (841kB)
![[thumbnail of full laporan kkp]](https://repository.poltekatipdg.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
1920016 - Suci Ramadhani.pdf
Restricted to Registered users only
Download (3MB)
Abstract
ABSTRAK
Suci Ramadhani Noor BP 1920016 Analisis Kimia Pengaruh Waktu Penyimpanan Terhadap Kualitas Lateks Di PT Bakrie Sumatera Plantations, Tbk Dartini, M.Si
Karet merupakan salah satu bahan hasil pertanian yang banyak terdapat di Indonesia dan menjadi penyumbang devisa negara yang cukup besar dengan produksi sebanyak 1,6 juta ton dengan nilai ekspor sebesar 1,101 milyar dolar Amerika. Disamping itu, komoditas karet alam merupakan sumber mata pencaharian secara langsung bagi 1,6 juta keluarga petani dan secara keseluruhan diperkirakan menjadi sumber penghidupan baik secara langsung maupun tidak langsung bagi sekitar 15 juta penduduk Indonesia.
Pada dasarnya karet bisa berasal dari alam yaitu dari getah pohon karet (atau dikenal dengan istilah lateks), maupun produksi manusia (karet sintetis). Saat pohon karet dilukai, maka getah yang dihasilkan akan jauh lebih banyak. Sumber utama getah karet adalah pohon karet Hevea Brasiliensis (Euphobiaceae). Saat ini Asia menjadi sumber karet alami. Awal mulanya karet hanya hidup di Amerika Serikat. Kehadiran karet di Asia Tenggara berkat jasa dari Henry Wickham. Saat ini, negara-negara Asia menghasilkan 93% produksi karet alam, yang terbesar adalah Thailand, diikuti oleh Indonesia, dan Malaysia. Karet spesifikasi teknis atau karet remah adalah karet alam yang dibuat khusus sehingga terjamin mutu teknisnya. Penilaian terhadap mutu karet remah dengan kualitas lateks didasarkan pada analisa Dry Rubber Content (DRC), Total Solid Content (TSC), Ammonia (NH3), dan Volatile fatty Acid (VFA). Penentuan Dry Rubber Content (DRC), Total Solid Content (TSC), Ammonia (NH3), dan Volatile fatty Acid (VFA) dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai kualitas lateks sebelum dipasarkan karna jika karet tersebut sudah dinyatakan membusuk maka karet tersebut tidak dapat diolah menjadi apapun lagi (sumber: ptm.bppt.go.id).
Lateks yang mempunyai nilai VFA yang tinggi memiliki nomor atom karbon lebih dari tujuh, sedangkan yang mempunyai nilai VFA yang rendah memiliki nomor atom karbon kurang dari tujuh. Nilai VFA dapat dipakai sebagai petunjuk mudah dalam menentukan pengawetan lateks yang tidak memadai. Semakin tinggi nilai VFA maka semakin rendah pula kualitas lateks tersebut. Lateks yang berasal dari lateks kebun biasanya mempunyai nilai VFA yang rendah karena dalam lateks tersebut terdapat bahan-bahan pengawet seperti NH3, tetapi dengan adanya variasi pada cara pengolahan dapat mempengaruhi jumlah dan jenis pengawet dalam lateks, sehingga nilai VFA nya juga dapat berubah.
Dimana dalam menentukan kualitas lateks hal lain yang dapat mempengaruhi adalah waktu penyimpanan lateks yang singkat atau yang lama. Fungsi dari rentangan waktu penyimpanan yang singkat dan lama dalam analisa lateks adalah untuk melihat kondisi lateks yang dihasilkan. Apakah dengan rentangan waktu penyimpanan yang lama dalam analisa lateks ini nanti akan menghasilkan nilai VFA yang bagus atau tidak begitupun dengan sebaliknya.
Kata kunci : Karet, lateks, dan cairan putih
Item Type: | Other |
---|---|
Subjects: | Kimia > Analisis Kimia |
Divisions: | Analisis Kimia |
Depositing User: | AK |
Date Deposited: | 23 Sep 2025 05:53 |
Last Modified: | 23 Sep 2025 05:53 |
URI: | https://repository.poltekatipdg.ac.id/id/eprint/1881 |