Pengaruh Temperatur Input Dalam Mencapai Nilai Splitting Ratio (SR) Pada Unit Splitting Di Plant FA 2 di PT Sumi Asih

PT Sumi Asih merupakan salah satu perusahaaan yang bergerak di bidang oleokimia. Perusahaan ini memproduksi fatty acid yang berupa asam stearat dan produk sampingnya yang berupa gliserin. Fatty acid ini merupakan bahan dasar dengan nilai jual yang cukup tinggi dan menjadi bahan dasar bagi industri oleokimia lanjutan, seperti kosmetik, ban, cat, lilin, sabun dan farmasi. PT Sumi Asih yang memproduksi asam stearat yang menggunakan bahan baku RBDPS (Refined Bleached Deodorized Palm Stearine). Di PT Sumi Asih menggunakan proses continuous untuk memproduksi fatty acid dengan mencapai desain konversi sekitar 95-99%. Proses ini menggunakan alat splittter RC.825 merupakan sebuah reaktor yang digunakan untuk tempat mereaksikan trigliserida dengan air dan steam yang bertekanan tinggi sehingga membentuk fattty acid dan gliserol. Pada proses ini bahan baku minyak RBDSP dengan temperatur 90ᵒC dimasukkan dari bagian bawah splitter column kemudian air proses yang digunakan masuk dari bagian atas column dengan temperatur 75ᵒC, akan terjadi kontak langsung yang berlawanan arah antar keduanya. Temperatur input splitting sangat berpengaruh terhadap nilai SR% (Splitting Ratio). Semakin tinggi temperatur input maka nilai SR% yang didapatkan juga akan semakin besar. Pada temperatur 100ᵒC dengan nilai SR (Splitting Ratio) adalah 96,27%. Temperatur umpan juga memiliki batasan pada suhu 100oC. Jika temperatur umpan melebihi dari temperatur tersebut, maka akan menyebabkan kualitas warna yang buruk. Selain itu jika temperatur input melebihi dari temperatur tersebut dapat mengakibatkan berubahnya sebagian asam lemak menjadi senyawa dengan berat molekul yang lebih rendah, seperti terbentuknya senyawa aldehida akibat dari adanya pemanasan yang berlebihan.

Kata kunci: PT Sumi Asih, Fatty acid, Splitting, Acid value, Splitting Ratio, Asam stearat, Saponification value, Temperatur, Air