Dwiva, Risma and Jamsan, Firdaus (2024) Pengendalian Persediaan Komponen Mesin Produksi PT.Socfin Indonesia-Aek Loba. Politeknik ATI Padang.
![[thumbnail of cover]](https://repository.poltekatipdg.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
Risma dwiva 2130073 - Risma Dwiva-1-12.pdf
Download (817kB)
![[thumbnail of full kkp]](https://repository.poltekatipdg.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
Risma dwiva 2130073 - Risma Dwiva.pdf
Restricted to Registered users only
Download (3MB)
Abstract
Salah satu faktor penunjang kelancaran produksi adalah ketersediaan barang sparepart. Selain barang sparepart ada bahan baku utama Tandan Buah segar (TBS). PT. socfin Indonesia-Aek Loba menggunakan sparepart untuk proses kelancaran produksi selama berlangsung. Sehingga sparepart yang akan digunakan harus senantiasa tersedia. Hal yang dialami pada PT. Socfin Indonesia-Aek Loba dalam proses pengadaan sparepart dianggap belum optimal dikarenakan perusahaan belum mengetahui jumlah yang seharusnya dipesan dan berapa persediaan yang sebaiknya ada digudang. Perusahaan hanya melakukan pembelian berdasarkan pengalaman dan intuisi saja. Hal ini menyebabkan perusahaan sewaktu-waktu kekurangan barang yang diminta, artinya biaya terkait persediaan juga akan meningkat. Untuk mengoptimalkan persediaan diperlukan acuan pengendalian persediaan barang digudang sehingga dapat mengurangi biaya-biaya terkait persediaan. Tujuan pengambilan tugas akhir ini untuk mengetahui jumlah pemesanan dan tingkat persediaan pengaman serta mengetahui total biaya persediaan dan juga mengetahui frekuensi pembelian yang dihasilkan EOQ dan Min- Max . Dari hasil pengolahan menggunakan metode EOQ perusahaan melakukan pemesanan 289 buah (jumlah dari semua EOQ barang)dengan titik pemesan kembali (ROP) 153 buah dan jumlah safety stock 22 buah serta frekuensi pembelian yang berbeda-beda dalam setahun. Metode Min-Max dengan batas minimum persediaan sebesar 158 buah dan maksimal persediaan 289 buah dengan titik ROP sebesar 158 buah dan safety stock sebesar 28 buah dengan frekuensi pembelian yang berbeda-beda juga. Dari dua jenis pengendalian persediaan EOQ didapakan nilai TIC sebanyak Rp 72.535.257 dari total biaya yang dihasilkan terbukti mampu meminimalkan biaya persediaan. Metode EOQ dapat menghemat total biaya persediaan. Sehingga hasil perhitungan total biaya pengendalian persediaan metode EOQ dinilai jauh lebih efisien dan lebih menghemat biaya. Sedangkan metode Min-Max perusahaan dapat mengetahui minimal dan maksimal persediaan.
Item Type: | Other |
---|---|
Subjects: | Industri Agro > Management Logistic Industri Agro |
Divisions: | Manajemen Logistik Industri Agro |
Depositing User: | MLIA |
Date Deposited: | 19 Sep 2025 04:03 |
Last Modified: | 19 Sep 2025 04:03 |
URI: | https://repository.poltekatipdg.ac.id/id/eprint/1565 |