Pengaruh Lama Waktu Penyimpanan Terhadap Kadar FFA di Storage Tank di PT Serba Huta Jaya

Pada pengolahan kelapa sawit, Crude Palm Oil (CPO) yang dihasilkan harus memenuhi standar mutu agar CPO yang dihasilkan mempunyai nilai jual yang bersaing. Istilah baku mutu minyak sawit dapat dibedakan menjadi dua arti. Pertama, benar-benar murni dan tidak bercampur dengan minyak nabati lain. Kedua, pengertian mutu sawit berdasarkan ukuran. Dalam hal ini syarat mutu diukur berdasarkan spesifikasi baku mutu nasional yaitu meliputi kadar ALB serendah mungkin <5%, kadar air <0,25%, kadar kotoran <0,25%. Dalam memenuhi standar ini laboratorium mempunyai peranan penting. Mutu minyak sawit yang digunakan sebagai bahan baku industri pangan dan non pangan masing-masing berbeda. Oleh karena itu keaslian, kemurnian, kesegaran maupun aspek higenisnya harus lebih diperhatikan. Minyak sawit dapat mengalami kerusakan selama proses dan penyimpanan yang mengakibatkan mutu minyak sawit turun. Perbedaan mutu minyak ini disebabkan beberapa faktor antara lain kualitas, penanganan pasca panen, penimbunan CPO yang terlalu lama, atau kesalahan pada proses pengolahan kelapa sawit. Storage Tank adalah tangki yang digunakan untuk menampung minyak yang diproduksi. Minyak dari Vacuum Dryer, kemudian dipompakan ke Storage Tank. Secara berkala dilakukan pengujian mutu untuk CPO pada Storage Tank. Temperatur penyimpanan CPO pada. Minyak Crude Palm Oil hasil pemurnian tidak selamanya dapat langsung dikirim untuk dipasarkan. Untuk sementara waktu masih perlu disimpan di Storage Tank dengan lama waktu maksimal yaitu selama 2 bulan menurut Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GPKI). Lama waktu penyimpanan CPO sangat berpengaruh terhadap kadar asam lemak bebas, dimana semakin lama penyimpanan maka semakin tinggi kadar asam lemak bebasnya.

Kata kunci: CPO,PT Serba Huta Jaya,storage tank,sawit, asam lemak bebas