Analisis perawatan mesin produksi dengan metode Reability centred maintenance (RCM) pada mesin screw press di PT. Indo lautan makmur

PT. Indo Lautan Makmur adalah perusahaan produk makanan olahan perikanan di Sidoarjo Jawa Timur. Kegiatan usaha yang dijalankan oleh PT. Indo Lautan Makmur adalah memproduksi produk makanan yang dihasilkan dari dua jenis yaitu reguler terbuat dari bahan baku daging ikan giling seperti tempura, bintang, scarllop, sedangkan produk premium terbuat dari bahan baku surimi dengan kualitas ikan yang bagus seperti produk bakso ikan, bakso bentuk tahu. Berdasarkan kuliah kerja praktik yang penulis lakukan selama delapan bulan di perusahaan PT. Indo Lautan Makmur penulis menemukan permasalahaan kerusakan pada mesin produksi surimi yaitu mesin Srcew press. Sehingga menghambat jalannya proses produksi surimi. Tujuan penelitian yang penulis lakukan menganalisis kerusakan pada mesin produksi Screw press yang terdapat pada PT. Indo Lautan Makmur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode (RCM) Reliability Centered Maintanance. Untuk meganalisis perawatan mesin dengan metode RCM, diperlukan Beberapa langkah, yaitu membuat Functional Block Diagram (FBD), membuat Failure Mode
Analysis (FMEA), membuat Logic Tree Analysis (LTA) dan memilih tindakan perawatan (task selection map) yang akan dilakukan. Metode RCM memiliki kelebihan kelebihan failure consequence. yakni mengutamakan tindakan utama preventive maintenance yaitu mencegah dan meminimalisasi konsekuensi akibat kegagalan yang muncul. Dari hasil FMEA di dapatkan 5 mode kegagalan yang terjadi pada mesin Screw Press. Berdasarkan kebijakan perawatan yang di dapat dari hasil task selection pada masing-masing komponen mesin Screw Press. Terdapat komponen dapat di atasi secara condition direct (CD) yaitu komponen perawatan yang dilakukan dengan mengamati, memeriksa dan memantau sejumlah data secara berkala. Serta 1 komponen mesin Screw Press lainya yang dapat ditangani dengan cara Finding failure (FF) yaitu perawatan dengan melakukan pemeriksaan secara berkala untuk menemukan adanya kerusakan yang tersembunyi. Komponen kritis di peroleh dari hasil FMEA berdasarkan nilai RPN paling tinggi yaitu komponen bantalan dengan nilai RPN sebesar 200. Nilai ini menggambarkan bahwa komponen Bantalan mengalami kegagalan yang harus di tangani akibat terjadinya downtime yang paling besar diantara komponen lainya.

KATA KUNCI: Menganalisis mesin produksi dengan menggunakan metode reability centered maintenance (RCM)