Putri, Akmal Lia and Taufik, Eka Prasada (2023) Penentuan nilai splitting degree dari hasil hidrolisis pada sampel SP 505 di PT. Ecogreen Oleochemicals Batam. Politeknik ATI Padang.
![[thumbnail of Cover]](https://repository.poltekatipdg.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
Cover_ Putri Akmal Lia_2020003.pdf
Download (539kB)
![[thumbnail of Full Laporan KKP]](https://repository.poltekatipdg.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
2020003 - Putri Akmal Lia.pdf
Restricted to Registered users only
Download (1MB)
Abstract
Kelapa sawit merupakan komoditas perkebunan unggulan dan utama di Indonesia. Tanaman yang produk utamanya terdiri dari minyak sawit (Crude Palm Oil) dan minyak inti sawit (Palm Kernel Oil) ini memiliki nilai ekonomis tinggi dan menjadi salah satu penyumbang devisa negara terbesar dibandingkan dengan komoditas perkebunan lainnya. Hingga saat ini kelapa sawit telah diusahakan dalam bentuk perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit hingga menjadi minyak dan produk turunannya (Fauzi, 2004). Kelapa sawit mengandung lebih kurang 80 persen perikarp dan 20 persen buah yang dilapisi kulit yang tipis kadar minyak dalam perikarp sekitar 30-40 persen. Minyak kelapa sawit adalah lemak semi padat yang mempunyai komposisi yang tetap. Bahan yang tidak dapat disabunkan jumlahnya sekitar 0,3 persen. Kandungan karoten dapat mencapai 1000 ppm atau lebih, tetapi dalam minyak dari jenis tenera lebih kurang 500-700 ppm kandungan tokoferol bervariasi dan dipengaruhi oleh penanganan selama produksi (Ketaren, 1996). Pengolahan ekstraksi dari tandan buah segar kelapa sawit menghasilkan minyak mentah kelapa sawit (Crude Palm Oil (CPO)) dan inti sawit (Palm Kernel Oil (PKO)). Inti sawit dipecah lalu diekstraksi untuk menghasilkan minyak mentah inti sawit atau Crude Palm Kernel Oil (CPKO). Minyak mentah inti sawit merupakan minyak nabati mengandung trigliserida. Trigliserida (C3H5(OOCR)3) dihidrolis dan diubah secara bertahap menjadi digliserida, monogliserida, dan gliserin, membentuk asam lemak dimana proses reaksi terjadi di kolom pemisah (Splitting Column). Katalisator tidak diperlukan jika proses dilakukan pada suhu dan tekanan tinggi, kelarutan air dalam minyak semakin meningkat pada suhu tinggi sehingga mampu memecah trigliserida. Air dan gliserin dihilangkan terus menerus untuk mengeser kesetimbangan dan menghasilkan Crude Fatty acid (CFA). Proses pemisahan hidrolisis yang tidak sempurna akan menghasilkan produk yang mengandung campuran mono-, di-, serta tri-gliserida sampai batas tertentu. Persentase kerberhasilan proses reaksi trigliserida dan air untuk memisahkan komponen asam-asam lemak dan gliserin disebut dengan Derajat Pemisahan Hidrolisis (DPH) atau Splitting Degree (SD), ditentukan dari perbandingan bilangan asam (Acid Value) terhadap bilangan penyabunan (Saponification Value) menurut persamaan (1) ���� ×100% (1) �� Dimana AV adalah Acid Value (mg.KOH.g-1) dan SV adalah Saponification Value (mg.KOH.g-1). Keadaan kesetimbangan hidrolisis asam lemak ditandai oleh bilangan asam. Bilangan asam adalah ukuran dari jumlah asam lemak bebas, merupakan jumlah milligram kalium hidroksida yang dibutuhkan untuk menetralkan asam lemak bebas dari satu gram minyak atau lemak. Dalam proses hidrolisa minyak inti sawit, sangat penting memonitor Acid value (AV) dan Saponification Value (SV) secara berkala agar kualitas produk Crude Fatty Acid (CFA) dan keseimbangan proses dapat dijaga dan dikendalikan dengan baik. Jika Splitting Degree (SD) pada proses hidrolisis berlangsung secara sempurna akan menghasilkan kualitas produk sesuai dengan standar mutu yang diharapkan. Berdasarkan uraian di atas penulis mengambil judul Penentuan nilai Splitting Degree (SD) dari hasil hidrolisis pada sampel SP 505 di PT. Ecogreen Oleochemicals Batam.Metoda titrimetriBerdasarkan tabel hasil yang didapat selama 7 hari pada sampel SP505, didapatkan splitting degree di PT. Ecogreen Oleochemicals Batam telah memenuhi standar perusahaan yaitu 98,5 %. Nilai splitting degree yang tertinggi adalah pada tanggal 19 Februari 2023 yaitu 99,8 % dan splitting degree terendah pada tanggal 2 April 2023 yaitu 98,8 %. Untuk mendapatkan nilai splitting degree diperlukan adanya nilai bilangan asam dan bilangan penyabunan. Bilangan asam yang didapat selama 7 hari tersebut yaitu 256,0 mgKOH/g 256,4 mgKOH/g 255,8 mgKOH/g 255,9 mgKOH/g 255,9 mgKOH/g 253,8 mgKOH/g 252,9 mgKOH/g. Dan bilangan penyabunan yaitu: 257,6 mgKOH/g 256,8 mgKOH/g 256,6 mgKOH/g 258,1 mgKOH/g 258,1 mgKOH/g 256,2 mgKOH/g dan 255,9 mgKOH/g. Bisa dilihat dari hasil yang didapatkan selama 7 hari, bilangan penyabunan sudah memenuhi syarat perusahaan yaitu dengan nilai ≥ 255 mgKOH/g. Dan untuk bilangan asam hampir sudah memenuhi syarat dari perusahaan yaitu dengan nilai ≥ 255 mgKOH/g. Tetapi pada tanggal 26 Maret 2023 dan tanggal 2 April 2023, nilai bilangan asam yang didapatkan tidak memenuhi syarat dari perusahaan dengan nilai ≤ 255 mgKOH/g. Rendahnya bilangan asam pada kedua hari tersebut disebabkan pada saat pengambilan sampel, suhu, waktu, dan konsentasi dari NaOH. Bilangan asam dan bilangan penyabunan ini di analisis untuk melihat apakah splitting degree atau derajat hidrolisis yang terjadi sudah sempurna atau belum. Splitting degree atau derajat hidrolisis dikatakan sudah sempurna ketika nilai dari bilangan asam dan bilangan penyabunan berbanding lurus, artinya bilangan asam dan bilangan penyabunan perbandingan 1:1. Pada Unit Splitting terjadi proses hidrolisa. Pada kolom splitting terjadi pemecahan lemak dengan reaksi hidrolisa antara air dengan Crude Palm Kernel Oil (CPKO) menjadi fatty acid (asam lemak) dan gliserin dengan bantuan air berlebih. Pada proses hidrolisa fatty acid yang dihasilkan tergantung komposisi trigliserida Crude Palm Kernel Oil (CPKO). Prinsip kerja splitting adalah hydrolisa, dimana Tri Glycerida direaksikan dengan air menyebabkan Triglycerida terurai secara kimia menjadi Glycerin dan Fatty Acid. Spliting degree ini ditentukan oleh: Temperature Splitting Tekanan Splitting Perbandingan Oil/air Pengaturan level interphase dari splitting (pengeluaran glycerin hasil reaksi)Berdasarkan data yang diperoleh selama penelitian yang dilakukan di PT. Ecogreen Oleochemicals Batam didapatkan kesimpulan bahwa: 1. Dari data yang diperoleh didapatkan nilai splitting degree tertinggi pada tanggal 19 Februari 2023 yaitu 99,8 % dan splitting degree terendah pada tanggal 2 April 2023 yaitu 98,8 % ini mengartikan bahwa lebih dari 98% Trigliserida dirubah menjadi Free Fatty Acid dan hasil ini sesuai disain pabrik EOB 2. 2. Selisih nilai Saponification Value dengan Acid Value pada sampling point SP505 ini menandakan adanya senyawa Ester yang belum terkonversi secara sempurna yang dapat berbentuk senyawa Monoglyserida, Diglyserida, maupun Trigliserida.
Item Type: | Other |
---|---|
Subjects: | Kimia > Analisis Kimia |
Divisions: | Analisis Kimia |
Depositing User: | AK |
Date Deposited: | 09 Sep 2025 02:59 |
Last Modified: | 09 Sep 2025 02:59 |
URI: | https://repository.poltekatipdg.ac.id/id/eprint/140 |