Bakri, Moja Auza and Jamsan, Firdaus (2024) Pengendalian Persediaan Bahan Baku KGA(Karet Gantung Angin) menggunakan Metode Min-Max Stock di PT Kilang Lima Gunung Padang. Politeknik ATI Padang.
![[thumbnail of cover]](https://repository.poltekatipdg.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
Laporan KKP Moja Auza Bakri - Arifin Siregar-1-12.pdf
Download (357kB)
![[thumbnail of full kkp]](https://repository.poltekatipdg.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
Laporan KKP Moja Auza Bakri - Arifin Siregar.pdf
Restricted to Registered users only
Download (3MB)
Abstract
PT Kilang Lima Gunung merupakan suatu perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan. PT Kilang Lima Gunung mengola hasil perkebunan karet yang dipasok oleh supplier, dimana hasil produksi beberapa karet basah dan karet remah (crumb rumber) yang akan dipasarkan ke industri internasional.Untuk persediaan Karet Gantung Angin (KGA) setiap setiap bulannya, yang mana untuk batas persediaan minimum Karet Gantung Angin (KGA) adalah 1.500 ton dan batas persediaan maksimumnya adalah sebanyak 5.000 ton. Artinya jika perusahaan tidak melakukan pemesanan tiap minggu, perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan produksi. Usaha untuk meminimalkan jumlah persediaan yang disimpan oleh perusahaan bertujuan agar tidak terjadinya penumpukan persediaan Karet Gantung Angin (KGA).Berdasarkan perhitungan menggunakan metode Min-Max,stock akhir dari perusahaan untuk bahan baku yaitu sebesar 14.473 Ton. Jumlah safety stock yang didapat dari perhitungan menggunakan metode min-max stock yaitu sebesar 2.421 Ton. Safety stock merupakan persediaan yang harus ada dalam penyimpanan sebagai persediaan pengaman yang berguna apabila sewaktu-waktu ada tambahan pemakaian barang atau terjadi keterlambatan kedatangan barang. Selain safety stock, pada perhitungan menggunakan metode min-max stock pada tabel terdapat persediaan minimum yaitu sebesar 3.064 Ton, persediaan minimum diartikan sebagai persediaan yang harus ada pada perusahaan agar tidak terjadinya stockout. Jika bahan baku telah mencapai atau melewati persediaan minimum, maka perlu dilakukan pemesanan kembali, persediaan maksimum merupakan jumlah maksimal bahan baku yang diperbolehkan dalam penyimpanan yaitu sebesar 4.461 Ton, sehingga persediaan dalam gudang dapat optimal. Dan untuk kuantitas pemesanan tiap kali pesan didapatkan sebanyak 3.445 Ton.Dengan menggunakan metode Min-Max Stock dapat menjawab permasalahan stock out yang terjadi diperusahaan. Tujuan penulis memakai metode Min-Max Stock adalah untuk menentukan perhitungan terhadap persediaan Min-Max bahan baku KGA agar pemesanannya tidak terlalu besar dan kecil yang menyebabkan kelebihan dan kekurangan persediaan. Menurut Prabawa, dkk (2018) Metode Min-Max Stock merupakan langkah yang tepat untuk mengantisipasi terjadinya kelebihan stok dan mencegah kekurangan stok. Perusahaan dapat mengetahui persediaan pengaman yang harus ada pada gudang, menentukan batas minimum dan maksimum persediaan, serta mengetahui tingkat pemesanan kembali agar tidak terjadi kelebihan dan kekurangan stok yang pada gudang.
Item Type: | Other |
---|---|
Subjects: | Industri Agro > Management Logistic Industri Agro |
Divisions: | Manajemen Logistik Industri Agro |
Depositing User: | MLIA |
Date Deposited: | 16 Sep 2025 00:58 |
Last Modified: | 16 Sep 2025 00:58 |
URI: | https://repository.poltekatipdg.ac.id/id/eprint/1258 |