Sefrita, Sisi and Akli, Khairul (2022) Penentuan Laju Alir Dilution Water pada Unit Continuous Clarifier Tank dengan Menggunakan Pendekatan Neraca Massa di PT Incasi Raya Pangian POM. Politeknik ATI Padang.
![[thumbnail of Cover]](https://repository.poltekatipdg.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
Cover - Sisi Sefrita 1912031.pdf
Download (352kB)
![[thumbnail of Full Laporan KKP]](https://repository.poltekatipdg.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
Full Text - Sisi Sefrita 1912031.pdf
Restricted to Registered users only
Download (1MB)
Abstract
ABSTRAK
Sisi Sefrita 1912031. Teknik Kimia Bahan Nabati. Penentuan Laju Alir Dilution Water pada Unit Continuous Clarifier Tank dengan Menggunakan Pendekatan Neraca Massa di PT Incasi Raya Pangian POM. Dosen Pembimbing Bapak Khairul Akli, MT
Pengolahan kelapa sawit merupakan proses untuk memperoleh minyak dan kernel dari buah kelapa sawit, melalui proses perebusan, pemipilan, pelumatan, pengempaan, pemisahan, pengeringan, dan penimbunan. Pengolahan kelapa sawit yang dilakukan secara mekanis dan fisika dapat berperan dengan baik jika tersedia bahan baku yang sesuai dengan kinerja pabrik yang baik. Pada proses pengolahan minyak kelapa sawit terdapat stasiun klarifikasi yang berfungsi untuk menjernihkan minyak, stasiun klarifikasi ini terdiri dari beberapa unit yaitu sand trap tank, vibrating screen crude oil tank, oil tank, vacuum dryer dan storage tank. Salah satu bagian terpenting dari proses penjernihan minyak kelapa sawit yaitu pada unit Continuous Clarifier Tank.
Continuous Clarifier Tank (CCT) adalah tangki yang berfungsi untuk memisahkan minyak dari sludge. Sludge merupakan lumpur yang mengandung padatan yang diperoleh dari proses pemisahan minyak. Umpan dari CCT ini berasal dari crude oil tank (COT) dalam kondisi minyak kasar yang masih bercampur dengan sludge. Kondisi minyak keluaran dari CCT yang diinginkan yaitu minyak dengan sludge akan terpisah. Proses pada CCT ini terjadi pengendapan atau pemisahan minyak dengan sludge dimana umpan minyak yang berasal dari COT akan masuk ke dalam CCT. Minyak dengan sludge diendapkan berdasarkan perbedaan berat jenisnya. Di dalam CCT ini diberikan steam dengan cara injeksi langsung dan steam coil agar mendapatkan temperatur panas 90-95˚C. Pemberian panas dilakukan untuk menurunkan viskositas dan berat jenis larutan, dengan demikian akan terjadi pemisahan larutan antara minyak dengan sludge. Pada CCT terdapat stirrer yang berfungsi untuk mempercepat pemisahan minyak dengan sludge dengan kecepatan pengadukan 4 rpm. Minyak yang telah terpisah akan dikutip dengan menggunakan skimmer dan dialirkan menuju oil tank melalui pipa overflow, sedangkan sludge yang berada di bagian bawah dialirkan menuju sludge tank dengan menggunakan pipa underflow. Pada proses pemisahan minyak dan sludge di CCT ini terdapat air yang ditambahkan yaitu dilution water atau air pengencer yang berfungsi untuk mengencerkan minyak kasar keluaran dari COT .
CCT ini berfungsi sebagai tempat penendapan minyak dengan bantuan air pengencer (dilution water). Pengenceran bertujuan untuk mengencerkan minyak sehingga pemisahan pasir dan serat-serat yang masih terkandung di dalam minyak kasar dapat berjalan dengan optimal. PT Incasi Raya Pangian POM memiliki empat unit CCT yang masing-masing berkapasitas 80 ton, dua unit CCT yang beroperasi sedangkan 2 unit lagi stand by. Standar penambahan flow dari dilution water di PT Incasi Raya Pangian POM belum ditetapkan sehingga mengakibatkan minyak di underflow yang terbawa oleh sludge menjadi lebih tinggi. Berdasarkan hal tersebut, penulis ingin melakukan penelitian mengenai penambahan laju alir dilution water di CCT ini. Pada penelitian didapatkan hasil pada percobaan yang dilakukan pada Continuous Clarifier Tank yaitu semakin besar flow dilution water yang ditambahkan maka oil losses yang terbawa pada underflow Continuous Clarifier Tank akan semakin rendah, sebaliknya semakin sedikit flow dilution water yang ditambahkan maka oil losses pada underflow yang terbawa akan semakin banyak, di didapatkan laju alir dilution water pada tanggal 1 Maret dengan menggunakan pendekatan neraca massa sebesar 130,88 kg/jam dengan oil losses sebanyak 4,96%, sedangkan pada tanggal 7 Maret 2022 didapatkan flow dilutio water sebanyak 51,66 kg/jam dengan oil losses sebesar 8,29%.
Kata Kunci: dilution water, continuous clarifier tank, pemisahan, oil losses.
Item Type: | Other |
---|---|
Subjects: | Kimia > Teknik Kimia Bahan Nabati |
Divisions: | Teknik Kimia Bahan Nabati |
Depositing User: | TKBN |
Date Deposited: | 13 Sep 2025 06:44 |
Last Modified: | 13 Sep 2025 06:44 |
URI: | https://repository.poltekatipdg.ac.id/id/eprint/112 |