Analisa Pengaruh Kematangan Buah Sawit terhadap Rendemen Minyak/Lemak dengan Metode Ekstraksi Sokletasi di PT Perkebunan Nusantara III (Persero) PKS Sei Mangkei

Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas minyak sawit mentah (CPO) adalah dengan memperhatikan kualitas tandan buah segar (TBS). Tandan Buah Segar (TBS) sebagai bahan utama CPO harus memenuhi kriteria pengolahan ditandai dengan fraksi buah/derajat kematangan buah. Derajat kematangan tandan sering dinyatakan dengan jumlah buahnya yang telah melepas. Adapun cara yang dilakukan untuk analisis kematangan buah ini yaitu sampel buah diambil secara acak pada setiap harinya sebanyak 100 janjangan untuk diseleksi kriteria masing – masing kematangannya. Kemudian dilihat jumlah berondolan lepas dari masing – masing janjangan. Buah yang memiliki lebih dari 3cm dari janjangan, bewarna kuning kemerahan pada umumnya dan memiliki brondolan lepas kurang dari 90% terhadap tandannya adalah buah yang memiliki tingkat kematangan yang normal dan bagus. Saat buah mulai masak, kandungan minyak dalam daging buah (mesocarp) meningkat cepat. Hal ini disebabkan karena adanya proses konversi karbohidrat menjadi lemak dalam buah. Setelah kadar minyak dalam buah mencapai maksimal, buah akan lepas dan membrondol dari tandannya. Besar rendemen minyak setiap fraksi TBS dapat diketahui dengan melakukan uji ekstraksi pemisahan minyak dari daging buah kelapa sawit, seperti ektraksi sokletasi. Ekstraksi sokletasi adalah metode pemisahan suatu komponen/senyawa yang terdapat dalam suatu sampel dengan menggunakan pemanasan dan pelarut yang sama secara berulang, sehingga pelarut dapat mengisolasi senyawa yang diinginkan secara sempurna.